
AMBON,Nunusaku.id,- Sebagai Gereja yang berada di jantung kota Ambon dan umatNya ada bersama komunitas agama lain, maka memperkuat kerukunan dan harmoni hidup antar umat harus terus dirawat.
Itulah yang dilakukan Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Silo Klasis Kota Ambon melalui Panitia Hari Raya Gerejawi (PHRG) dengan menggelar coffee morning bertajuk “Ngopi Rukun: Menyemai Damai dari Ambon” di The Gade Cafe Ambon, Jumat (8/8/25).
Kegiatan ini menghadirkan perwakilan pemerintah, tokoh agama, akademisi, media, dan berbagai unsur masyarakat lintas iman.
Juru bicara Pemerintah Provinsi Maluku Kasrul Selang, Karo Ops Polda Maluku, Kombes Pol Ronlad Reflie Rumondor, Walikota Ambon Bodewin Wattimena, Wakil Sekretaris Umum MUI Maluku, Ali Litiloly, Wakil Sekretaris Umum MPH Sinode GPM dan Pdt. Rudy Rahabeat tampil sebagai pembicara utama.
Sedangkan narasumber pendukung ialah Rektor UIN A.M Sangadji Abidin Wakanno, Sosiolog Unpatti, Paulus Koritelu, Deputi Pegadaian Area Ambon, Fahrul Rozi, dan narasumber kunci tokoh masyarakat Pohon Pule.
Ketua PHRG, Yancy Latuperissa, dalam laporannya mengatakan, kegiatan tersebut menjadi ruang dialog santai namun bermakna untuk mempererat kebersamaan antarumat beragama.
“Kerukunan adalah fondasi membangun peradaban sosial dan budaya yang damai. Melalui Ngopi Rukun, kami ingin menyemai semangat damai dari Ambon sebagai kota ikonik perdamaian,” ujarnya.
Kegiatan ini mendapat dukungan Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Ambon, Pegadaian Ambon, dan TVRI Maluku.
Selaku penyelenggara pihaknya berharap pertemuan ini memetakan tantangan dan peluang dalam menjaga kerukunan di Maluku.
“Jejaring lintas iman harus aktif berdialog dan bekerja sama demi kebaikan bersama. Harmoni dalam keberagaman adalah kekuatan kita,” demikian pensiunan Pemda Maluku itu.
Di kesempatan yang sama, Ketua Majelis Jemaat GPM Silo, Pdt. Dedy Picauly menegaskan, program ini selaras dengan rencana strategis Gereja yang disusun dalam upaya membangun dialog lintas agama guna perkuat kerukunan hidup orang basudara, termasuk kegiatan buka puasa bersama dan pengobatan massal.
Sebab fakta bahwa Jemaat GPM Silo berada dalam relasi hidup dengan saudara Muslim. Sehingga rasa saling menghormati, menjaga dan menghargai mesti ditanamkan terus.
“Kami menghendaki Ambon dan Maluku jadi tanah yang damai. Dan GPM sebagai Gereja orang basudara harus menjadi trigger untuk senantiasa membumikan pesan “Laeng harus sayang laeng, karena katong samua satu darah, orang basudara,” demikian Picauly. (NS)