
AMBON,Nunusaku.id,- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin telah selesai groundbreaking peningkatan status RSUD Namlea Kabupaten Buru bersama Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa (HL), Kamis (17/7).
Selain itu, Menkes ditemani Gubernur HL, Kapolda dan Pangdam juga berkesempatan meninjau RSUP Leimena di Kota Ambon. Melihat sejumlah fasilitas medis penunjang pelayanan, seperti ruang LINAC, rehabilitasi medik unit Hemodialisa hingga unit layanan darah.
Termasuk mengunjungi sejumlah pasien rujukan dari Kabupaten yang RS setempat kekurangan fasilitas, salah satunya warga Namlea-Buru.
“Banyak pasien yang kita lihat dari Namlea harus dirujuk ke sini (RSUP Leimena), seperti ada yang kena stroke, jantung dan ada yang pingin kemoterapi kanker. Saya mau lihat, siap nggak. Ada beberapa yang sudah siap seperti cuci darah, itu sudah siap disini,” jelasnya.
Meski begitu, kesulitannya kata Menkes, pasien dari Namlea misalnya harus menginap atau kos lagi di Ambon. Sebab waktu cuci darah seminggu tiga kali dalam waktu empat sampai lima jam.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, Menkes akui, setelah berdiskusi dengan Gubernur Maluku, pihaknya nanti akan membantu mesin Hemodialisis atau alat cuci darah di RSUD Namlea Kabupaten Buru.
“Saya dan pa Gubernur sudah cakapkan, nanti alat cuci darah juga kita akan taruh di Namlea. Jadi orang Namlea kalau mau cuci darah bisa di rumah sakit setempat saja di Namlea, Buru. Tidak usah ke Ambon lagi,” ungkap Menkes.
Selain itu, menurut Menkes, ada juga yang perlu diperbaiki di RSUP Leimena untuk pelayanan pasien di Maluku yaitu layanan Kemoterapi yang memang setelah dilihat belum jalan sempurna. Sebab orang dari Kabupaten yang dirujuk ke Ambon pun, harus dikirim lanjut ke Makassar untuk Kemo.
“Makanya saya dorong harus cepat. Teman-teman disini bikin supaya layanan Kemoterapi itu jadi dulu di Ambon. Sehingga kedepan kalau ada pasien yang butuh, tidak perlu lagi dikirim ke Makassar. Ongkos mahal, kasihan keluarga harus temenin,” ungkap Menkes.
Karena itu, mulai tahun depan, Menkes berkomitmen mendorong semua Kabupaten/Kota di Maluku harus bisa melakukan Kemoterapi. Sehingga layanan itu lebih dekat ke masyarakat dan masyarakat bisa terlayani.
“Kalau mengenai alatnya memang cepat. Bahkan sudah diberikan oleh pa Presiden Prabowo. Namun memang masalahnya adalah SDM-nya. Sebab itu saya telah minta ke pa Bupati (Buru-red) untuk diperhatikan SDM, putra/i daerah. Karena itu PGDS, mereka ditugaskan temporer, satu atau dua tahun saja,” urainya.
Menyoal sumber daya manusia (SDM) kesehatan khusus spesialis kemoterapi, Gubernur HL menambahkan, sebenarnya fakultas Kedokteran Universitas Pattimura (Unpatti) bisa didorong untuk membuka Prodi dokter spesialis, itu solusinya.
“Kita minta bantuan pa Menkes soal itu. Itu salah satu solusi mengatasi persoalan tersebut,” tandas HL.
Gayung bersambut, Menkes pun menyambut positif solusi Gubernur HL. “Aku pasti dukung,” tegas mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu. (NS)