
AMBON,Nunusaku.id,- Calon Gubernur Maluku nomor urut 3, Hendrik Lewerissa terus bergerilya melakukan kampanye dialogis atau tatap muka untuk menjumpai masyarakat mensosialisasi visi dan misi pasangan calon Lawamena.
Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) menjadi sasaran Lewerissa untuk meraup dukungan. Walau kondisi geografis yang pulau-pulau, namun tak surutkan langkah mantan anggota DPR-RI dapil Maluku itu untuk mendengar aspirasi masyarakat dan menyebarkan semangat perubahan par Maluku pung bae yang diusung Paslon Lawamena.
Kepada masyarakat, Hendrik mengaku rela tinggalkan kenyamanan anggota DPR-RI hanya untuk mau menyatu dan menjadi pelayan masyarakat.
Sebab kondisi Maluku dan Maluku Tenggara hari ini sedang tidak baik-baik saja. Padahal tanah ini kaya akan sumberdaya alam (SDA), namun kurang diperhatikan pemerintah.
“Kalau negeri ini punya pemimpin yang baik, amanah, bertanggungjawab, mau bekerja keras, masuk kantor pagi pulang sore, setelah tugas kantor blusukan ke lapangan, bersungguh sungguh bagi kemajuan daerah ini dan kesejahteraan rakyat, mestinya masalah di kesehatan misalnya harus teratasi,” akunya, Rabu (30/10).
Kedepannya jika Tuhan kehendaki lewat dukungan masyarakat dia menjadi Gubernur Lewerissa pastikan persoalan kekurangan obat, tenaga medis minim, sarana prasarana kesehatan serta kesejahteraan tenaga medis di RSUD dr Haulussy dan RS milik pemerintah tidak akan terjadi.
“Karena beta pastikan beta akan cek langsung ke lapangan. Tidak hanya asal bapak senang alias ABS. Sebab kesehatan merupakan hal mendasar di masyarakat Maluku saat ini,” tegasnya.
Selain kesehatan, dia juga prihatin akan kondisi pendidikan di Maluku saat ini yang terpuruk, kualitas pendidikannya. Maluku kalah bersaing dengan anak-anak dari daerah luar.
Fakta itu terjadi, manakala hari ini ada banyak sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga guru di Maluku Tenggara, Maluku Barat Daya, di Buru dan Kabupaten/Kota lain . Ada sekolah yang satu guru mengajar 3-4 kelas sama seperti peristiwa tahun 60-an yang lalu.
“Bagaimana bisa kita membuat sumber daya manusia Maluku menjadi unggul kalau sekolahnya cuma 1 guru mengajar 2-4 kelas?. Bagaimana mungkin itu terjadi. Kalau beta jadi Gubernur masalah kekurangan tenaga pengajar/tenaga pendidik/tenaga guru ini harus kita atasi, ada banyak cara, ada banyak jalan keluar harus kita buat,” terangnya.
Kondisi kesehatan dan pendidikan itu menjadi contoh nyata dari sekian banyak masalah yang kompleks terjadi di Maluku, disamping persoalan infrastruktur jalan, jembatan, akses transportasi hingga listrik.
Lewerissa pun tegaskan, ada banyak program yang pasangan Lawamena siapkan, tidak muluk-muluk. Misalnya jika teridentifikasi di satu desa masalahnya air bersih maka harus pastikan air bersih masuk dan terlayani ke masyarakat.
Juga kalau tahu di desa itu hancur karena tidak ada talud, maka diupayakan agar talud dibangun. Demikian pula infrastruktur jalan, jembatan rusak, maka pastikan itu harus diperbaiki.
“Semua itu dapat dilakukan karena ini uang negara/daerah. Yang diperlukan dari seorang pemimpin hanya merencanakan, bicarakan anggarannya dengan DPRD, kalau tidak cukup menghadap Presiden langsung. Pak Prabowo Presiden Indonesia merupakan pimpinan partai saya dan yang berikan perintah bangun Maluku,” urainya.
Jika pemerintah pusat bisa menaruh perhatian lebih kepada Maluku, Lewerissa yakin bersama Abdullah Vanath dan seluruh elemen akan mampu membawa Negeri ini keluar dari keterpurukan dan bisa mengejar ketertinggalan.
“Sudah terlalu lama kita tertunduk sebagai orang Maluku. Saatnya Maluku yang kaya akan sumberdaya alam melimpah, kedepan harus angkat muka, dan tegap berdiri maju, keluar dari kemiskinan dan ketertinggalan,” pungkasnya. (NS)