
AMBON,Nunusaku.id,- DPRD Kota Ambon melalui Panitia Khusus (Panja) Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serius menata potensi penerimaan daerah.
Sayangnya, data awal yang disampaikan dari 13 organisasi perangkat daerah (OPD) pengumpul PAD Pemkot Ambon ke anggota Panja, masih banyak belum lengkap dan terperinci.
“Contohnya, data PBB belum cantumkan nama dan alamat wajib pajak. Potensi air bawah tanah pun hanya dicantumkan jumlah objeknya, tanpa informasi siapa perusahaan penggunanya maupun lokasi persisnya,” beber Ketua Panja, Zeth Pormes usai rapat bersama OPD pengumpul di ruang paripurna, Senin (2/6/25).
Menurutnya, Panja meminta setiap OPD untuk segera memperbarui dan melengkapi data mereka secara menyeluruh, termasuk data by name dan by address, beserta histori pungutan tahun 2022 hingga 2024 serta realisasi 2025.
Format pelaporan juga diatur: data pajak wajib dilaporkan secara bulanan, sementara data retribusi harus disampaikan harian.
“Batas waktunya hingga Kamis pekan ini. Setelah data masuk dan lengkap, kami akan melibatkan konsultan perpajakan guna menganalisis potensi sesungguhnya. Dari situ kita bisa menyusun target PAD 2026 yang realistis dan terukur,” ujarnya.
Tahap selanjutnya, Panja akan menggelar rapat teknis mendalam secara bergilir dengan masing-masing OPD. Rangkaian ini akan dimulai Selasa depan bersama Dinas Pekerjaan Umum (PU), untuk mengupas satu per satu objek pajak dan retribusi yang berada di bawah kewenangan mereka.
Tak berhenti di meja rapat, Panja juga merencanakan uji petik lapangan. Lokasi sasaran mulai dari restoran-restoran besar seperti Sari Gurih, Ratu Gurih, dan Lateri Beach, hingga usaha kecil seperti warung makan, rumah kopi, kantin sekolah, dan jasa makanan rumahan.
“Kami ingin memastikan pungutan yang dilakukan benar-benar sesuai kondisi di lapangan. Transparansi dalam pemungutan pajak dan retribusi adalah kunci,” tegas Zeth.
Lebih lanjut, Panja juga membuka ruang dialog bagi OPD untuk menyampaikan tantangan yang dihadapi, kebutuhan regulasi baru, hingga masukan strategis lain demi perbaikan sistem.
“Pendekatan kami kolaboratif. Ini bukan soal mencari kesalahan, melainkan memetakan persoalan dan menyusun solusi bersama. Tujuan akhirnya jelas: PAD meningkat, masyarakat Kota Ambon sejahtera,” tutupnya. (NS-02)