
AMBON,Nunusaku.id,- Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 57 Maluku Tengah (Malteng) yang berlokasi di Desa Allang Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten Malteng masih terbilang seumur jagung, belum sama seperti sekolah negeri lain di Maluku Tengah.
Namun demikian, sejak tampuk kepemimpinan diambil alih oleh Thobita. C Dias, S.Pd, M.Pd pada medio 2022 silam, sekolah yang akan memasuki usia 9 tahun di bulan Oktober mendatang, perlahan tapi pasti terus bergerak maju.
Dias mengaku, meski dengan sarana prasarana maupun sumber daya manusia (SDM) yang terbatas, yang hanya memiliki 8 guru PNS, guru P3K 9 orang, guru honor 4 orang, pegawai tata usaha (TU) 1 orang, 1 orang penjaga sekolah, tapi sudah jadi komitmen untuk memajukan sekolah ini lewat segala inovasi dan kreatifitas.
“Maka itu, saya dan para guru sudah merancang untuk kita lakukan rapat kerja (Raker) di Kairatu Beach-Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) guna merancang program-program kerja selama setahun demi memajukan SMAN 57 Malteng ini,” tandasnya di Allang, Jum’at (19/7).
Sebab bagi Dias, walau selaku Kepala Sekolah, namun dirinya tidak bisa bekerja sendiri. Tetapi butuh dukungan baik dinas pendidikan provinsi, komite, para guru, tenaga kependidikan, orang tua, pemerintah negeri serta siswa.
Dukungan dan perhatian ini salah satunya dengan mengimbau, mengajak dan mendorong orang tua dan anak-anak di Desa Allang khususnya dan Desa-desa terdekat agar masuk ke SMAN 57 Malteng, demi majukan sekolah yang diperuntukkan untuk anak-anak setempat.
“Tercatat di tahun ajaran 2024/2025 ini, untuk siswa kelas X yang resmi terdaftar dan ikut masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) 17-18 Juli 2024 hanya 31 siswa baru, 14 perempuan, 17 laki-laki. Walau semua dari Allang tapi sangat sedikit. Sebab ada 75 siswa di Allang yang lulus SMP tahun ini,” jelas Dias.
Namun memang, sistem zonasi tersebut tidak jalan bagaimana seharusnya. Padahal di rapat rutin para Kepsek SMA/SMK, dari dinas pendidikan provinsi sudah sering tegaskan jalannya zonasi agar permudah para siswa.
“Sedangkan untuk proses belajar mengajar, pada siswa kelas XII, ini tahun ajaran terakhir kurikulum K-13 jalan. Sementara Kurikulum Merdeka tetap jalan di kelas X dan XI,” tandas Dias.
Karena itulah, saat MPLS kemarin, tambahnya, materi terkait kurikulum, kesiswaan turut diberikan kepada para siswa baru kelas X, termasuk materi peraturan baris berbaris (PBB). Serta materi pengenalan lingkungan sekolah oleh Kepsek.
“Kegiatan MPLS tahun ini didesain sederhana, yang penting jalan baik dan siswa bisa kenal lingkungan sekolah. Rencana kedepan kita akan buat sedikit berbeda dan bagus misalnya dengan masukkan materi sosialisasi anti Bullying atau perundungan, dan materi lain yang bisa hadirkan pengawas sekolah,” kuncinya. (NS)